“Cinta itu
adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis
embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Jika ia jatuh pada tanah yang
subur, di sana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang
tinggi dan lain-lain perangai terpuji.”
― Hamka
― Hamka
“Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan
adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya”
― Hamka
― Hamka
“Kata-kata yang lemah dan beradab dapat
melembutkan hati dan manusia yang keras”
― Hamka
― Hamka
“Diribut runduklah padi
Dicupak datuk Temenggung
Hidup kalau tidak berbudi
Duduk tegak kemari canggung
Tegak rumah karena sendi
Runtuh budi rumah binasa
Sendi bangsa ialah budi
Runtuh budi runtuhlah bangsa
”
― Hamka, Lembaga Budi
Dicupak datuk Temenggung
Hidup kalau tidak berbudi
Duduk tegak kemari canggung
Tegak rumah karena sendi
Runtuh budi rumah binasa
Sendi bangsa ialah budi
Runtuh budi runtuhlah bangsa
”
― Hamka, Lembaga Budi
“Saya akan pikul rahsia itu jika engkau percayakan
kepada saya dan saya akan masukkan ke dalam perbendaharaan hati saya dan
kemudian saya kunci pintunya erat-erat. Kunci itu akan saya lemparkan jauh-jauh
sehingga seorang pun tak dapat mengambilnya kedalam lagi.”
― Hamka, Di Bawah Lindungan Ka'bah
― Hamka, Di Bawah Lindungan Ka'bah
“Hujung akal itu fikir, pangkal agama itu
zikir”
― Hamka
― Hamka
“Lebih banyak orang menghadapi kematian di
atas tempat tidur daripada orang yang mati di atas pesawat.
Tetapi kenapa lebih banyak orang yang takut mati ketika menaiki pesawat daripada orang yang takut menaiki tempat tidur.
More people can see the face of death while their sleep in their own bed rather than people who can see the face of death while their flying in the plane.
But why more people scare to take a plane than people who take a bed.”
― Hamka
Tetapi kenapa lebih banyak orang yang takut mati ketika menaiki pesawat daripada orang yang takut menaiki tempat tidur.
More people can see the face of death while their sleep in their own bed rather than people who can see the face of death while their flying in the plane.
But why more people scare to take a plane than people who take a bed.”
― Hamka
“Positif, bukan negatif. Aktif, bukan pasif.”
― Hamka
― Hamka
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga
hidup.
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.”
― Hamka
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.”
― Hamka
“Tuhan, di dunia dan akhirat
aku ingin mengabdi
pada api Islam abadi
pimpin aku!
berkati perjuanganku!
Tuhan, aku ingin maju
menerjang rintangan engkar
di dadaku biar menggema
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!”
― Hamka, Cermin Penghidupan
aku ingin mengabdi
pada api Islam abadi
pimpin aku!
berkati perjuanganku!
Tuhan, aku ingin maju
menerjang rintangan engkar
di dadaku biar menggema
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!”
― Hamka, Cermin Penghidupan
“Panggilan 'ayah' dari anak-anak, ketika si
buruh pulang dari pekerjaannya, adalah ubat duka dari dampratan majikan di
kantor. Suara 'ayah' dari anak-anak yang berdiri di pintu, itulah yang
menyebabkan telinga menjadi tebal, walaupun gaji kecil. Suara 'ayah' dari
anak-anak, itulah urat tunggang dan pucuk bulat bagi peripenghidupan manusia.”
― Hamka, Cermin Penghidupan
― Hamka, Cermin Penghidupan
“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Buya Prof.
Dr. Hamka...ilmu mengarang itu diperdapat lantaran dipelajari; diketahui nahu
dan saraf bahasa dan dibaca karangan punjangga-pujangga lain dan menirunya,
bisa orang menjadi pengarang." halaman 195.”
― Hamka
― Hamka
“Jelas sekali bahwasanya rumah tangga yang
aman damai ialah gabungan di antara tegapnya laki-laki dan halusnya perempuan”
― Hamka, Kedudukan Perempuan Dalam Islam
― Hamka, Kedudukan Perempuan Dalam Islam
“Kemunduran negara tidak akan terjadi kalau
tidak kemunduran budi dan kekusutan jiwa."
Hamka, Dari Lembah Cita-Cita”
― Hamka, Dari Lembah Cita-Cita
Hamka, Dari Lembah Cita-Cita”
― Hamka, Dari Lembah Cita-Cita
“Oleh sebab itu maka bertambah tinggi perjalanan
akal, bertambah banyak alat pengetahuan yang dipakai, pada akhirnya bertambah
tinggi pulalah martabat Iman dan Islam seseorang”
― Hamka, Falsafah Ketuhanan
― Hamka, Falsafah Ketuhanan